Haloo, selamat pagi sobat kuas pelangi akuntan, hari ini
saya mau berbagi materi Akuntansi Perusahaan Dagang, langsung saja yah.
I.
Pengertian perusahaan dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang membeli barang dagangannya dari
perusahaan lain dan menjualnya kepada pihak yang membutuhkan barang tersebut.
Jadi, fungsi perusahaan dagang adalah sebagai penghubung antara konsumen yang
membutuhkan dan produsen yang menyediakan kebutuhan tersebut. Berdasarkan
fungsi dari perusahaan dagang, maka aktivitas perusahaan dagang dapat
dikelompokkan dalam empat kelompok utana, yakni:
1.
Pembelian
2.
Pengeluaran kas
3.
Penjualan
4.
Penerimaan kas
II.
Akun-akun perusahaan dagang
Perusahaan dagang memiliki akun yang berbeda dengan perusahaan jasa yang
menjual produk non-fisik, perusahaan dagan menjual produk yang memiliki bentuk
fisik. Maka dari itu terdapat akun-akun seperti:
·
Akun pembelian
·
Akun penjualan
·
Akun persediaan
·
Akun beban pokok penjualan (BPP)
·
Akun potongan penjualan/potongan tunai
·
Akun retur penjualan
·
Akun potongan pembelian
·
Akun beban pemasaran
1. Gaji
staf adm. Penjualan
2. Gaji
dan komisi wiraniaga
3. Gaji
manajer pemasaran
4. Beban
iklan
5. Beban
pelatihan wiraniaga
6. Beban
telepon kantor pemasaran
7. Beban
listrik kantor pemasaran
8. Beban
penyusutan kantor pemasaran
9. Beban
penyusutan kendaraan pemasaran
10. Beban
alat tulis dan cetak kantor pemasaran
11. Beban
korespondensi
12. Beban
angkut, dll
·
Akun beban administrasi dan umum
1. Gaji
staf administrasi
2. Gaji
manajer dan direktur
3. Beban
sewa (kantor, kendaraaan, dsb)
4. Beba
detail pada waktu dibeli dan dijual n urusan hukum
5. Beban
korespondensi
6. Beban
telepon kantor administrasi
7. Beban
listrik kantor administasi
8. Beban
bunga kredit
9. Beban
alat tulis kantor administrasi
10. Beban
penyusutan gedung kantor adminisrasi, dll
III.
Metode pencatatan
Ada
dua metode yang digunakan dalam pencatatan aktivitas perusahaan dagang, yaitu:
1. Metode
periodik
Merupakan metode yang sering
dipakai oleh perusahaan yang tingkat frekuensi transaksinya tinggi.
Pencatatannya hanya pada awal serta akhir periodi akunansi saja untuk
menentukan bpp (beban pokok ppenjualan)
2. Metode
perpetual
Merupakan metode yang digunakan
dalam pencatatan akuntansi secara detai saat dibeli dan dijual. Metode ini
dipakai oleh perusahaan yang tingkat frekuensinya tidak terlalu tinggi, namun
nilai per transaksinya besar.
IV.
Beban pokok penjualan (bpp)
Adalah
harga beli barang-baran yang dijual selama suatu periode akuntansi.
1
|
Persediaan
awal barang dagang
|
xxx
|
|||||
2
|
pembelian
|
xxx
|
|||||
3
|
potongan pembelian
|
(xx)
|
|||||
4
|
retur pembelian
|
(xx)
|
|||||
5
|
pembelian bersih
|
xxx
|
|||||
6
|
persediaan total barang dagang
|
xxx
|
|||||
7
|
persediaan akhir barang dagang
|
(xx)
|
|||||
8
|
bpp
|
xxx
|
V.
Beban angkut dan mekanisme pembayaran
1.
Free
On Board-Shipping Point (FOB-Shipping Point) adalah
transaksi penjualan yang seluruh beban pengiriman barang dagang menjadi
tanggungan pembeli sejak keluar dari gudang penjual.
2. Free On Board-Destination (FOB-Destination) adalah
transaksi penjualan yang seluruh beban pengiriman barang dagang menjadi
tanggungan penjual hingga sampai digudan pembeli.
VI.
Potongan
1. Potongan
tunai
Potongan tunai adalah fasilitas
pengrangan pemayaran yang diberikan penjual, karena pembeli memilih melakukab
pembayaran tunai pada saat dilakukannya transaksi tersebut.
2. Potongan
pelunasan
Potongan pelunasan adalah
fasilitas pengurangan pembayaran yang diberikan oleh penjual kepada pembeli
karna pembeli memilih melakukan pembayaran yang ditentukan oleh pihak penjual.
VII.
Retur penjualan
Retur
penjualan merupakan barang yang dikembalikan oleh pihak penjual, baik karena
barang tersebut rusak, tidak sesuai dengan bentuk yang diinginkan, dan
sebagainya. Dengan alasan itulah pengembalian barang tersebut disebut dengan
retur pembelian
VIII.
Jurnal khusus
Berdasarkan
aktivtas utama perusahaan dagang, yakni penjualan, penerimaan kas, pembelian,
dan pengeluaran kas maka jurnal khusus juga dicatat dalam 4 kelompok utama
aktivitas terebut, antaralain:
1. Jurnal
khusus penjualan, merupakan pencatatan yang hanya digunakan untuk transaksi
penjualan secara kredit. Penjualan tunai dan aset perusahaan tidak dapat
dicatat dalam jurnal ini.
2. Jurnal
khusus penerimaan kas, merupakan pencatatan peneriman dari beberapa sumber yang
berkaitan dengan operasi perusahaan. Termasuk penjualan tunai yang langsung
menambah kas perusahaaan.
3. Jurnal
khusus pembelian, yaitu jurnal yang mencatat pembelian barang dagang secara kredit
4. Jurnal
khusus pengeluaran kas, merupakan jurnal yang dipakai utuk mencatat segala
pengeluaran yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk berbagai alasan.
Pengeluaran-pengeluaran tersebut dapat berupa utang, pembelian tunai, dan
berbagai keperluan lain-lain.
IX.
Jurnal umum
Merupakan
jurnal yang mencatat segala transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dagang
yang tidak dapat ditampung dalam jurnal jurnal khusus, seperti pembelian
peralatan kredit, pembelian perlengkapan kredit, dsb.
X.
Posting
Pencatatan
dengan menggunakan jurnal khusus tentunya akan lebih mudah dan efisien dalam
pencatatannya, karena hanya memindahkan jumlah yang telah dijumlahkan pada
setiap kolom-kolom dalam jurnal khsus.
XI.
Neraca lajur
Neraca
lajur merupakan alat bantu yang digunakan sebelum menyusun laporan keuangan
secara manual. Penyusunannya sama sekali bukan sebuah keharusan oleh akuntan.
XII.
Laporan keuangan
XIII.
Setelah neraca lajur selesai, maka berdasarkan kolom laba
rugi akuntan dapat menyusun laporan laba rugi perusahaan dengan hanya
memindahkan dari neraca lajur. Penjualan dikurangi degan bpp akan menghasilkan
laba kotor. Kemudian laba kotor tersebut dikurangi dengan beban operasi akan
menghasilkan laba usaha sebelum pajak.
XIV.
Laporan perubahan ekuitas
Penyusunannya
yaitu, saldo akun laba ditahan awal periode ditambah dengan laba usaha yang
diperoleh selama periode tersebut, seperti yang tercatat dalam laporan laba
rugi, dikurangi dengan jumlah dividen yang dibagikan pada periode tersebut,
seperti yang tercatat dalam laporan laba rugi, dikurangi dengan jumlah dividen
yang dibagikan pada periode tersebut, akan menghasilkan saldo laba ditahan
akhir periode.
XV.
Laporan posisi keuangan
Pada
laporan posisi keuangan, sisi debet akan dicatat seluruh harta perusahaan, dan
sisi kredit akan dicatat seluruh utang kepada kreditor, saldo modal saham, dan
saldo laba ditahan seperti yan tercermin dalam laporan perubahan ekuitas yang
telah dibuat sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar